WARTANOW.COM – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menaruh harapan besar pada pasar ekspor di tengah lesunya penjualan mobil di dalam negeri sepanjang tahun 2025. Permintaan dari luar negeri diharapkan mampu menjaga tingkat produksi pabrikan otomotif nasional tetap stabil hingga akhir tahun.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menjelaskan bahwa angka produksi mobil nasional saat ini masih ditopang oleh permintaan ekspor. Berdasarkan data Gaikindo, sepanjang delapan bulan pertama 2025, total produksi mobil di Indonesia mencapai 757.220 unit. “Angka produksi mobil kan termasuk ekspor. Jadi faktor ekspor masuk juga dalam jumlah produksi,” ujar Jongkie, dikutip Minggu (5/10/2025).
Dalam periode yang sama, ekspor mobil utuh (completely built up / CBU) tercatat menembus 335.063 unit, atau naik 12,2% dibandingkan periode Januari–Agustus 2024 yang sebesar 298.691 unit. Jongkie berharap tren positif ini dapat terus berlanjut hingga akhir tahun. “Untuk pasar ekspor kita masih berharap bisa mencapai sampai 500.000 unit. Tapi ekspor itu tergantung dari prinsipal, karena yang melakukan ekspor atas inisiatif kantor pusat masing-masing,” jelasnya.
Ia menambahkan, capaian ekspor sangat bergantung pada kondisi ekonomi negara tujuan seperti kawasan ASEAN, Amerika Latin, Jepang, hingga Timur Tengah. “Kalau negara tujuan sedang lesu ekonominya, otomatis penjualan mobil juga akan terpengaruh,” katanya.
Sejauh ini, Toyota masih menjadi eksportir terbesar dengan total ekspor 114.280 unit pada Januari–Agustus 2025, naik 6,8% dibandingkan tahun sebelumnya. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) optimistis target ekspor kumulatif sebesar 3 juta unit dapat tercapai pada akhir tahun.
Daihatsu menempati posisi kedua dengan ekspor 76.738 unit, naik 7,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, Mitsubishi Motors mencatat kenaikan signifikan sebesar 29,5% menjadi 67.399 unit.
Di sisi lain, pasar domestik masih menunjukkan tren penurunan. Total penjualan mobil wholesales selama delapan bulan pertama 2025 hanya mencapai 500.951 unit, turun 10,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebanyak 560.552 unit.
Penjualan ritel dari dealer ke konsumen juga ikut menyusut 10,7%, dari 584.847 unit pada Januari–Agustus 2024 menjadi 522.162 unit tahun ini.
Kondisi ini menunjukkan bahwa ekspor menjadi faktor penting dalam menjaga daya tahan industri otomotif nasional di tengah lemahnya permintaan dalam negeri. Gaikindo berharap pemulihan ekonomi global dapat terus memperkuat kinerja ekspor, sekaligus menjadi motor pertumbuhan industri otomotif Indonesia di sisa tahun 2025. (YOS)