WARTANOW.COM – Banyuwangi Creative Hub (BCH) kembali menjadi pusat pembelajaran bagi pelaku ekonomi kreatif dengan menggelar program Kelas Kreatif bertema “Survive & Thrive: Jurus Bisnis F&B di Banyuwangi” pada Jumat (10/10/2025). Kegiatan ini menghadirkan Arief Santoso, Owner Deles.id, salah satu merek kuliner lokal yang sukses berekspansi dengan banyak cabang di Banyuwangi.
Kelas kreatif ini menarik perhatian luas, diikuti oleh pelaku usaha muda, mahasiswa, hingga komunitas kreatif yang antusias memperdalam strategi bertahan dan berkembang di tengah dinamika industri kuliner yang kompetitif.
Pengelola Banyuwangi Creative Hub, Vicky Hendri Kurniawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memotivasi generasi muda agar berani serius menekuni sektor ekonomi kreatif, khususnya kuliner.
“Banyak teman-teman muda yang punya ide bagus tapi berhenti di tengah jalan karena tidak siap dengan dinamika usaha. Melalui kelas ini, kami ingin menumbuhkan keberanian dan mental pantang menyerah. Industri kuliner di Banyuwangi punya potensi besar, tinggal bagaimana kita bisa membaca peluang dan beradaptasi dengan pasar,” ujar Vicky.
Sebagai narasumber utama, Arief Santoso membagikan perjalanan membangun Deles.id dari nol hingga menjadi jaringan usaha yang dikenal luas. Ia menekankan bahwa kunci sukses di bisnis F&B bukan sekadar menjual produk yang enak, tetapi terletak pada kemampuan membaca data dan memahami karakter pasar.
“Kadang orang berpikir jual murah pasti laku, jual mahal pasti sepi. Padahal semuanya tergantung segmen pasar yang kita sasar. Setiap daerah punya perilaku berbeda, dan itu harus dibaca,” jelas Arief. Ia menambahkan bahwa banyak orang membeli bukan hanya karena produknya enak, tetapi karena ada makna dan cerita di baliknya, menegaskan pentingnya storytelling dan brand value.
Arief juga secara terbuka membagikan pengalamannya jatuh bangun dalam berbisnis, termasuk kegagalan berulang sebelum menemukan peluang di pasar minuman kekinian Banyuwangi.
“Kalau jatuh ya bangun lagi. Enggak ada jalan pintas di bisnis. Semua dijalani sambil terus belajar dan menyesuaikan dengan pasar,” tegasnya, menanamkan pentingnya mentalitas pantang menyerah.
Lebih lanjut, Arief menyoroti bahwa kunci bertahan di dunia F&B saat ini adalah relevansi dan inovasi. Ia mencontohkan, tren kuliner yang semakin bergeser ke arah low sugar dan low calorie harus disikapi dengan adaptasi agar bisnis tetap relevan.
Ia juga berpesan agar pelaku usaha fokus pada perbaikan produk dan mempertahankan kualitas. “Buka cabang itu gampang, tapi mempertahankan kualitas di setiap tempat itu yang sulit. Enggak harus punya banyak cabang dulu, yang penting satu aja tapi kuat,” pungkasnya.
Melalui Kelas Kreatif ini, BCH kembali mempertegas perannya sebagai ruang kolaborasi dan pembelajaran. Diharapkan, kegiatan ini mampu mendorong semakin banyak generasi muda Banyuwangi untuk berani berkarya, berinovasi, dan memperkuat potensi lokal menuju ekonomi kreatif yang berkelanjutan. (KLZ)