WARTANOW.COM – Bank Indonesia (BI) Jawa Timur kembali menggelar agenda tahunan, Java Coffee and Flavor Festival (JCFF) 2025, dengan konsep yang lebih luas. Tahun ini, festival tak hanya berfokus pada kopi, tetapi juga menampilkan potensi komoditas unggulan lain seperti cokelat dan rempah-rempah, yakni cengkeh, lada, dan pala.
Festival yang akan berlangsung di kawasan Kota Lama Surabaya pada 23–25 Agustus 2025 ini diharapkan menjadi etalase promosi komoditas sekaligus mengembangkan Kota Lama sebagai destinasi wisata baru.
Deputi Kepala BI Jatim, M. Noor Nugroho, menjelaskan bahwa pemilihan komoditas ini didasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 yang menunjukkan peningkatan produksi rempah di Jawa Timur. Produksi cengkeh, lada, dan pala mencapai 129,75 ribu ton dan terus meningkat dalam dua tahun terakhir. Tren ini didukung oleh kenaikan harga global, yang berpotensi besar meningkatkan nilai ekspor dan devisa negara.
Lebih dari Sekadar Kuliner
“Festival ini bukan sekadar ajang kuliner, tetapi sarana strategis untuk mempromosikan komoditas unggulan Jawa Timur, mempertemukan pelaku usaha dengan pembeli potensial, dan membuka akses pembiayaan usaha,” ujar Noor Nugroho saat Media Briefing di Surabaya.
Selama tiga hari, JCFF 2025 akan menghadirkan beragam kegiatan, seperti Educafe yang berisi talkshow dan workshop untuk UMKM kopi. Selain itu, ada business matching yang mempertemukan pengusaha dengan pembeli dari dalam dan luar negeri. BI Jatim menargetkan transaksi sebesar Rp30 miliar dan penyaluran pembiayaan UMKM hingga Rp20 miliar.
Untuk memeriahkan acara, akan ada berbagai kompetisi kreatif seperti lomba video “Kopi Bersuara” dan pertandingan unik antara petani kopi dan barista. Acara ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan musik, komedi, dan program Fashionpreneur yang memamerkan karya pengusaha muda kreatif pada acara penutupan.
Acara penutupan pada 25 Agustus 2025 akan dihadiri oleh pejabat Bank Indonesia, Gubernur Jawa Timur, dan Wali Kota Surabaya, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap penguatan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata di daerah. (XRF)